Orang Indonesia masa kini, mungkin lebih mengenal Romeo dan Juliet
karya Shakespeare, padahal di Indonesia ada kisah Inu kertapati dan Sekartaji
dalam cerita panji, atau legenda Mpu Sedah dan Purbarini. Orang kota Indonesia lebih
hafal topeng doraemon dari pada topeng kelana, anak kota lebih paham main
playstation dari pada dakon, atau orang kota malah tidak mengenal si pitung
lebih baik dari dia mengenal Robin Hood.
Memang memprihatinkan, bahwa legenda dan budaya di Indonesia sendiri
tak lagi menarik hati masyarakat Indonesia sendiri, padahal Nudantara sendiri
kaya akan ceria kejayaan masa lalu yang bahkan mungkin lebih hebat dari legenda
yang popular di negara lain.
Sebagai contoh, Kota Barus di barat sumatera misalnya sudah sangat
terkenal ke seluruh penjuru dunia sebagai penghasi kamper yang kemudian disebut
kapur Barus. Ribuan tahun sebelum masehi, bahkan konon salah satu ramuan yang digunakan
untuk mengawetkan mumi di Mesir.
Kehebatan Nusantara kini Tak lagi menjadi kebanggaan dan motivasi dari
para penerus bangsa, sedikit demi sedikit, nilai nilai bijak yang dituahkan
oleh para pendahulu mulai pudar, digantikan oleh rasa inferior dan meniru
bangsa bangsa lain.
Salah satu benteng pudarnya kearifan budaya nusantara adalah pendirian
pendirian museum yang mumpuni sebagai jendela yang memantulkan kembali
kehebatan pendahulu hingga sanggup mengobarkan semangat dari para penerus.
Salah satu museum yang cukup lengkap memaparkan budaya nusantara adalah
Indonesian Heritage Museum di Batu Malang.
Di museum ini, benda tertua yang menjadi koleksinya adalah Arca Leti
dari Maluku yang diperkirakan berasal dari 2000 tahun sebelum masehi. Koleksi
menarik lainnya adalah Senjata senjata nusantara. Bagaimana jenis jenis senjata
ini mewarnai riwayat kekuasaan raja raja dari masa lampau.
Selain itu, di museum ini juga terdapat banyak sekali koleksi Topeng,
sebelum berubah nama menjadi Indonesian Heritage museum, museum ini dulunya
memang memiliki nama D’Topeng Museum.
Koleksi lain yang berjumlah ratusan adalah gagang keris beraneka macam,
dari berbagai sudut nusantara. Cukup unik koleksi ini, karena ternyata gagang
keris saja oleh Nenek moyang kita begitu dipikirkan keindahan dan kenyamanan
penggunaannya.
Selain koleksi yang menarik, pengelola museum ini juga terkadang
menyiapkan atraksi atraksi unik seperti live keroncong di tengah koleksi,
kemudian tari tarian daerah ataupun parade tari yang bersifat interaktif dengan
penonton.
Indonesian Heritage Museum sendiri melengkapi koleksinya dengan para
story teller (guide) yang lumayan aktif, tepat sekali mereka memilih diksi
story teller, karena cerita yang mereka rangkai untuk museum ini memang
menarik.
Selain itu, museum ini juga dilengkapi Augmented reality serta diorama
4 Dimensi yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung untuk berswafoto.
Sangat menarik bukan, maka tak ada salahnya kalau kita segera
berkunjung ke museum yang terletak berhimpitan dengan museum angkut di batu
malang ini.